BAB IV
REGRESI LINIER BERGANDA
1.
Buatlah
rangkuman dari pembahasan di atas!
Perubahan
model dari bentuk single ke dalam bentuk multiple mengalami
beberapa perubahan, meliputi: 1) jumlah variabel penjelasnya bertambah,
sehingga spesifikasi model dan data terjadi penambahan. 2) rumus penghitungan
nilai b mengalami perubahan, 3) jumlah degree of freedom dalam
menentukan nilai t juga berubah.
a. Model
Regresi Linier Berganda
Penulisan
model regresi linier berganda merupakan pengembangan dari model regresi linier
tunggal. Perbedaannya hanya terdapat pada jumlah variabel X saja. Dalam regresi
linier tunggal hanya satu X, tetapi dalam regresi linier berganda variabel X
lebih dari satu.
Populasi:
Y = A + B1X1 + B2X2 + B3X3 + ………+ BnXn + e
Atau
Y = B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 + ………+ BnXn + e
Sampel
: Y = a + b1X1 + b 2X2 + b 3X3 + ………+ b nXn + e
Atau
Y = b0 + b1X1 + b 2X2 + b 3X3 + ………+ bnXn + e
Penulisan
model sangat beragam. Hal ini dapat dimengerti karena penulisan model sendiri
hanya bertujuan sebagai teknik anotasi untuk memudahkan interpretasi. Penulisan
cara di atas adalah bentuk model yang sering dijumpai dalam beberapa literatur.
b. Penghitungan
Nilai Parameter
Penggunaan
metode OLS dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk mendapatkan aturan
dalam mengestimasi parameter yang tidak diketahui. Prinsip yang terkandung
dalam OLS sendiri adalah untuk meminimalisasi perbedaan jumlah kuadrat
kesalahan (sum of square) antara nilai observasi Y dengan Yˆ .
Pencarian
nilai b pada single linier berbeda dengan multiple linier. Perbedaan
ini muncul karena jumlah variabel penjelasnya bertambah. Semakin banyaknya
variabel X ini maka kemungkinan-kemungkinan yang menjelaskan model juga
mengalami pertambahan. Dalam single linier kemungkinan perubahan
variabel lain tidak terjadi, tetapi dalam multiple linier hal itu
terjadi.
Nilai
dari parameter b1 dan b2 merupakan nilai dari suatu sampel. Nilai b1 dan b2
tergantung pada jumlah sampel yang ditarik. Penambahan atau pengurangan akan mengakibatkan
perubahan rentangan nilai b. Perubahan rentang nilai b1 dan b2 diukur dengan standar
error. Semakin besar standar error mencerminkan nilai b sebagai
penduga populasi semakin kurang representatif. Sebaliknya, semakin kecil standar
error maka keakuratan daya penduga nilai b terhadap populasi semakin
tinggi. Perbandingan antara nilai b dan standar error ini memunculkan
nilai t.
Dengan
diketahuinya nilai t hitung masing-masing parameter, maka dapat digunakan untuk
mengetahui signifikan tidaknya variabel penjelas dalam mempengaruhi variabel
terikat. Untuk dapat mengetahui apakah signifikan atau tidak nilai t hitung
tersebut, maka perlu membandingkan dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung
lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel, maka variabel penjelas tersebut
signifikan. Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih kecil darit tabel, maka
variabel penjelas tersebut tidak signifikan.
c. Koefisien
Determinasi (R2)
Koefisien
determinasi pada dasarnya digunakan untuk mengkur goodness of fit dari
persamaan regresi, melalui hasil pengukuran dalam bentuk prosentase yang menjelaskan
determinasi variabel penjelas (X) terhadap variabel yang dijelaskan (Y).
Koefisien determinasi dapat dicari melalui hasil bagi dari total sum of
square (TSS) atau total variasi Y terhadap explained sum of square (ESS)
atau variasi yang dijelaskan Y. Dengan demikian kita dapat mendefinisikan lagi
R2 dengan arti rasio antara variasi yang dijelaskan Y dengan total variasi Y.
d. Uji
F
Dalam
regresi linier berganda variabel penjelasnya selalu berjumlah lebih dari satu.
Untuk itu, maka pengujian tingkat signifikansi variabel tidak hanya dilakukan
secara individual saja, seperti dilakukan dengan uji t, tetapi dapat pula
dilakukan pengujian signifikansi semua variabel penjelas secara serentak atau
bersama-sama. Pengujian secara serentak tersebut dilakukan dengan teknik analisis
of variance (ANOVA) melalui pengujian nilai F hitung yang dibandingkan
dengan nilai F tabel. Oleh karena itu disebut pula dengan uji F.
Teknik
ANOVA digunakan untuk menguji distribusi atau variansi means dalam
variabel penjelas apakah secara proporsional telah signifikan menjelaskan
variasi dari variabel yang dijelaskan. Untuk memastikan jawabannya, maka perlu
dihitung rasio antara variansi means (variance between means) yang dibandingkan
dengan variansi di dalam kelompok variabel (variance between group).
Hasil pembandingan keduanya itu (rasio antara variance between means terhadap
variance between group) menghasilkan nilai F hitung, yang kemudian
dibandingkan dengan nilai F tabel.
Jika
nilai F hitung lebih besar dibanding nilai F tabel, maka secara serentak
seluruh variabel penjelas yang ada dalam model signifikan mempengaruhi variabel
terikat Y. Sebaliknya, jika nilai F hitung lebih kecil dibandingkan dengan
nilai F tabel, maka tidak secara serentak seluruh variabel penjelas yang ada
dalam model signifikan mempengaruhi variabel terikat Y.
2.
Cobalah
untuk menyimpulkan maksud dari uraian bab ini!
Regresi
linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah
respon (variabel dependen) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari
satu prediktor (variabel independen). Regresi linier berganda hampir sama
dengan regresi linier sederhana, hanya saja pada regresi linier berganda
variabel bebasnya lebih dari satu variabel penduga.
Tujuan
analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan
antara dua variabel atau lebih dan membuat prediksi perkiraan nilai Y atas X.
Regresi Linier Berganda yang akan
disimulasikan pada bagian ini menggunakan pendekatan Ordinary Least Squares
(OLS). Penjelasan akan dibagi menjadi 4 (empat) tahapan, yaitu:
a. Persiapan Data (Tabulasi Data)
b. Estimasi Model Regresi Linier
(Berganda)
c. Pengujian Asumsi Klasik
d. Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit
Model)
e. Intepretasi Model Regresi Linier
(Berganda)
Analisis regresi linear berganda memerlukan
pengujian secara serempak dengan menggunakan F hitung. Signifikansi ditentukan
dengan membandingkan F hitung dengan F tabel atau melihat signifikansi pada
output SPSS. Dalam beberapa kasus dapat terjadi bahwa secara simultan
(serempak) beberapa variabel mempunyai pengaruh yang signifikan, tetapi secara
parsial tidak.
Penggunaan
metode analisis regresi linear berganda memerlukan uji asumsi
klasik yang
secara statistik harus dipenuhi. Asumsi klasik yang sering digunakan adalah
asumsi normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan
asumsi linearitas..
Koefisien
determinasi dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier
berganda yang mencakup lebih dari dua variabel. Koefisien determinasi adalah
untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas Y yang dapat
dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas X yang ada di dalam
model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama.
Langkah-langkah
yang lazim dipergunakan dalam analisis regresi linear berganda adalah 1) koefisien
determinasi; 2) Uji F dan 3 ) uji t.
Persamaan regresi sebaiknya dilakukan di akhir analisis karena interpretasi
terhadap persamaan regresi akan lebih akurat jika telah diketahui
signifikansinya. Koefisien determinasi sebaiknya menggunakan Adjusted R
Square dan jika bernilai negatif
maka uji F dan uji t tidak dapat dilakukan.
3.
Lakukanlah
perintah-perintah di bawah ini:
a.
Coba
jelaskan apa yang dimaksud dengan regresi linier berganda!
Regresi
linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel
independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel
dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen
berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Analisis regresi linear berganda
sebenarnya sama dengan analisis regresi linear sederhana, hanya variabel
bebasnya lebih dari satu buah. Persamaan umumnya adalah:
Y = a + b1 X1 + b2 X2
+ .... + bn Xn.
Dengan Y adalah variabel bebas, dan
X adalah variabel-variabel bebas, a adalah konstanta (intersept) dan b adalah
koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas.
b.
Coba
tuliskan model regresi linier berganda!
Populasi: Y = A + B1X1 + B2X2 +
B3X3 + ………+ BnXn + e
Atau Y = B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 +
………+ BnXn + e
Sampel : Y = a + b1X1 + b 2X2 + b
3X3 + ………+ b nXn + e
Atau Y = b0 + b1X1 + b 2X2 + b 3X3
+ ………+ bnXn + e
Penulisan
model sangat beragam. Hal ini dapat dimengerti karena penulisan model sendiri
hanya bertujuan sebagai teknik anotasi untuk memudahkan interpretasi.
c.
Coba
uraikan arti dari notasi atas model yang telah anda tuliskan!
Notasi
model ini mempunyai spesifikasi dalam menandai variabel terikat yang selalu
dengan angka 1. Untuk variabel bebas notasinya dimulai dari angka 2, 3, 4, dan
seterusnya.17 Notasi b1.23 berarti nilai perkiraan Y kalau X2 dan X3
masing-masing sama dengan 0 (nol). Notasi b12.3 berarti besarnya pengaruh X2
terhadap Y jika X3 tetap. Notasi b13..2 berarti besarnya pengaruh X3 terhadap Y
jika X2 tetap.
Penulisan
model dengan simbol Y untuk variabel dependen, dan X untuk variabel independen,
saat ini mulai ada penyederhanaan lagi, yang intinya untuk semakin memudahkan
interpretasi.
d.
Jelaskan
informasi apa yang dapat diungkap pada konstanta!
Penggunaan
nilai konstanta secara statistik dilakukan jika satuan-satuan variabel X (independent)
dan variabel Y (dependent) tidak sama. Sedangkan, bila variabel X (independent)
dan variabel Y (dependent), baik linier sederhana maupun berganda,
memiliki satuan yang sama maka nilai konstanta diabaikan dengan asumsi
perubahan variabel Y (dependent) akan proposional dengan nilai
perubahan variabel X (independent).
Informasi yang diperoleh dari konstanta adalah nilai variabel apakah
berubah atau tidak.
e.
Jelaskan
informasi apa yang dapat diungkap pada koefisien regresi!
Koefisien regresi
‘b’ adalah kontribusi besarnya perubahan nilai variabel bebas, semakin besar
nilai koefisien regresi maka kontribusi perubahan semakin besar, demikian pula
sebaliknya akan semakin Kecil. Kontribusi perubahan variabel bebas (X) juga
ditentukan oleh koefisien regresi positif atau negatif.
Dalam
menginterpretasikan koefisien regresi berganda dapat dilakukan langsung
dengan mudah. Misalkan dalam model dibawah ini, peningkatan
variabel X1 sebesar satu satuan akan meningkatkan variabel Y sebesar satu
satuan dengan menganggap variabel lain dalam model yaitu X2 dan X3 konstan atau
tetap.Konstan disini adalah tidak terjadi perubahan baik itu peningkatan maupun
penurunan terhadap variabel X2 dan X3. Artinya nilainya tetap, bukan nol.
Sedangkan
alpha atau intersep dapat diinterpretasikan sebagai nilai Y ketika semua
variabel penjelas dalam model yaitu X1, X2, dan X3 bernilai nol . Akan tetapi,
kita perlu berhati-hati dalam menginterpretasikan nilai dari intersep atau
alpha. Terkadang, interpretasinya menjadi tidak masuk akal sehingga sebaiknya
tidak diinterpretasikan. Cukup menginterpretasikan koefisien regresi
penjelasnya saja.
f.
Coba
sebutkan perbedaan-perbedaan antara model regresi linier sederhana dengan model
regresi linier berganda!
Regresi sederhana pada dasarnya
adalah studi mengenai ketergantungan satu variabel dependen (terikat) dengan
satu atau lebih variabel independent (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan
untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau niiai rata-rata
variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Pusat
perhatian adalah pada upaya menjelaskan dan mengevalusi hubungan antara suatu
variabel dengan satu atau lebih variabel independen.
Persamaan di atas adalah rumus dari
persamaan regresi linear sederhana. Y adalah variabel tak
bebas, a adalah koefisien intersep, b adalah
kemiringan dan t adalah variabel bebas. Rumus untuk b adalah
:
Dalam regresi linear sederhana juga
ada yang disebut dengan koefisien korelasi yang menunjukkan bahwa nilai suatu
variabel bergantung pada perubahan nilai variabel yang lain. Rumus untuk
menghitung koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
Regresi linier berganda adalah
hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1,
X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya
berskala interval atau rasio.
Persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Y’
= a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn
Analisis regresi sederhana merupakan
hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (variable independen) dan
variabel tak bebas (variabel dependen). Sedangkan analisis regresi berganda
merupakan hubungan antara 3 variabel atau lebih, yaitu sekurang-kurangnya dua
variabel bebas dengan satu variabel tak bebas.
g.
Jelaskan
mengapa rumus untuk mencari nilai b pada model regresi linier berganda berbeda
dengan model regresi linier sederhana!
Rumus
dalam mencari nilai b pada model regresi linier sederhana dan regresi linier
berganda sangat berbeda dalam perumusannnya. Hal ini karena adanya perbedaan
jumlah variabel yang terdapat di dalam kedua regresi tersebut. apabila dalam
regresi linier sederhana hanya terdapat satu variabel bebas dan satu variabel
terikat. Sedangkan dalam regresi linier berganda terdapat lebih dari satu
variabel bebas.
h.
Coba
jelaskan apakah pencarian nilai t juga mengalami perubahan! kenapa?
Pencarian nilai t mengalami perubahan.
Perubahan ini terjadi tergantung pada jumlah sampel yang diajukan pada sebuah
penelitian kuantitatif. Hal ini dikarenakan, dalam pencarian nilai t bergantung
pada jumlah sampel dan angka signifikansi yang dijadikan acuan apaka signifikan
atau tidak. Selain jumlah sampel yang dijadikan acuan apakah nilai t berubah.
Degree of fredom juga ikut mempengaruhi apakah nilai t berubaha atau tidak.
i.
Coba
uraikan bagaimana menentukan nilai t yang signifikan!
Uji
t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t
dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance).
Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dasar
pengambilan keputusan dalam Uji t adalah :
·
H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai t hitung < t tabel
atau jika nilai signifikansi > 0,05
·
H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai t hitung > t tabel
atau jika nilai signifikansi < 0,05
j.
Jelaskan
apa kegunaan nilai F!
Uji
ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,X2….Xn)
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
(Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi
dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).
k.
Bagaimana
menentukan nilai F yang signifikan?
1) Merumuskan Hipotesis
Ho :Tidak
ada pengaruh secara signifikan antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y.
Ha : Ada pengaruh
secara signifikan antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y.
2) Menentukan
tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% (signifikansi 5% atau 0,05
adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
3) Kriteria pengujian
Ho
diterima bila F hitung < F tabel
Ho ditolak bila F hitung > F tabel
4) Membandingkan F hitung dengan F tabel.
l.
Jelaskan
apakah rumus dalam mencari koefisien determinasi pada model regresi linier
berganda berbeda dengan regresi linier sederhana! kenapa?
Koefisien
determinasi pada regresi linear sering diartikan sebagai seberapa besar
kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Secara
sederhana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan Koefisien
Korelasi (R). sedangkan Koefisien determinasi dinyatakan
dengan untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua
variabel. Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui proporsi keragaman
total dalam variabel tak bebas yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh
variabel-variabel bebas yang ada di dalam model persamaan regresi linier
berganda secara bersama-sama.
Harga yang diperoleh sesuai dengan
variasi yang dijelaskan masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal
ini mengakibatkan variansi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh
variabel yang berpengaruh saja (yang bersifat nyata). Oleh
karena itu, banyak peneliti yang menyarankan untuk menggunakan Adjusted R
Square. Interpretasinya sama dengan R Square, akan tetapi nilai Adjusted
R Square dapat naik atau turun dengan adanya penambahan variabel
baru, tergantung dari korelasi antara variabel bebas tambahan tersebut dengan
variabel terikatnya. Nilai Adjusted R Square dapat bernilai
negatif, sehingga jika nilainya negatif, maka nilai tersebut dianggap 0, atau
variabel bebas sama sekali tidak mampu menjelaskan varians dari variabel
terikatnya.
m.
Jelaskan
bagaimana variabel penjelas dapat dianggap sebagai prediktor terbaik dalam
menjelaskan Y!
Variabel
penjelas dikatakan sebagai prediktor yang terbaik bila dibandingkan dengan
variabel-variabel penjelas yang lainnya dalam sebuah penelitian, jika nilai uji
t pada variabel penjelas tersebut lebih tinggi. misalkan terdapat tiga variabel
penjelas dalam suatu penelitian dapat dikatakan X1, X2, X3. Antara tiga
variabel tersebut, variabel penjelas dengan simbol X3 lebih tinggi nilai uji t
nya bila dibandingkan dengan nilai uji t pada variabel X1 dan X2. Dengan
kondisi yang seperti itu pada hasil penelitian, maka yang menjadi variabel
prediktor yang terbaik adalah variabel penjelas X3.
Sumber: Supawi Pawenang. 2011. Ekonometrika
Terapan. Jogjakarta: IDEA Press.
Sumber: Supawi Pawenang. 2016. Ekonomi Manajerial. Surakarta:
Universitas Islam Batik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar