BALANCED SCORECARD
Balanced scorecard secara singkat adalah suatu sistem manajemen untuk
mengelola implementasi strategi, mengukur kinerja secara utuh,
mengkomunikasikan visi, strategi dan sasaran kepada stakeholders. Kata balanced
dalam balanced scorecard merujuk pada konsep keseimbangan antara
berbagai perspektif, jangka waktu (pendek dan panjang), lingkup perhatian
(intern dan ekstern). Kata scorecard mengacu pada rencana kinerja
organisasi dan bagian-bagiannya serta ukurannya secara kuantitatif.
Balanced scorecard memberi manfaat bagi organisasi dalam beberapa cara:
1. menjelaskan visi organisasi
2. menyelaraskan organisasi untuk
mencapai visi itu
3. mengintegrasikan perencanaan
strategis dan alokasi sumber daya
4. meningkatkan efektivitas manajemen
dengan menyediakan informasi yang tepat untuk mengarahkan perubahan
Dalam menerapkan balanced scorecard, dipegangnya lima
prinsip utama berikut:
1. Menerjemahkan sistem manajemen
strategi berbasis balanced scorecard ke dalam terminologi operasional
sehingga semua orang dapat memahami
2. Menghubungkan dan menyelaraskan
organisasi dengan strategi itu. Ini untuk memberikan arah dari eksekutif kepada
staf garis depan
3. Membuat strategi merupakan pekerjaan
bagi semua orang melalui kontribusi setiap orang dalam implementasi strategis
4. Membuat strategi suatu proses terus
menerus melalui pembelajaran dan adaptasi organisasi dan
5. Melaksanakan agenda perubahan oleh
eksekutif guna memobilisasi perubahan.
KEUNGGULAN BALANCED
SCORECARD
Dalam
perkembangannya BSC telah banyak membantu perusahaan untuk sukses mencapai
tujuannya. BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi
manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja
organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada
hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk
mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan
organisasi. BSC menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi
kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan,
proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Keunggulan
pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis adalah mampu menghasilkan
rencana strategis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut (1)
komprehensif, (2) koheren, (3)seimbang dan (4) terukur.
PERSPEKTIF
BALANCED SCORECARD
Balance Scorecard dalam konsep ini memperkenalkan suatu
sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan kriteria-kriteria
tertentu. Kriteria tersebut sebenarnya merupakan penjabaran dari apa yang
menjadi misi dan strategi perusahaan dalam jangka panjang, yang digolongkan
menjadi empat perspektif yang berbeda yaitu :
1. Perspektif finansial yaitu Bagaimana kita berorientasi
pada para pemegang saham.
2. Perspektif customer adalah Bagaimana kita bisa menjadi supplier
utama yang paling bernilai bagi para customer.
3. Perspektif proses, bisnis internal, yakni Proses bisnis apa saja yang
terbaik yang harus kita lakukan, dalam jangka panjang maupun jangka pendek
untuk mencapai tujuan finansial dan kepuasan customer.
4. Perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran
ialah Bagaimana kita dapat meningkatkan dan menciptakan value secara
terus menerus,terutama dalam hubungannya dengan kemampuan dan motivasi
karyawan.
Dalam Balanced Scorecard, keempat persektif tersebut
menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keempat perspektif tersebut
juga merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan saling
memiliki hubungan sebab akibat.
Pengukuran
ke-empat prespektif tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Perspektif Financial
Pada saat perusahaan melakukan
pengukuransecara finansial, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah
mendeteksikeberadaan industri yang dimilikinya. Kaplan menggolongkan tiga tahap
perkembanganindustri yaitu; growth, sustain, dan harvest.Dari
tahap-tahap perkembangan industri tersebut akan diperlukan strategi-strategi
yang berbeda-beda. Dalam perspektif finansial, terdapat tiga aspek dari
strategi yang dilakukan suatu perusahaan; (1) pertumbuhan pendapatan dan
kombinasi pendapatan yang dimiliki suatu organisasi bisnis, (2)
penurunan biaya dan peningkatan produktivitas, (3) penggunaan aset yang
optimal dan strategi investasi.
2. Perspektif Customer
Dalam perspektif customer ini
mengidentifikasi bagaimana kondisi customer mereka dan segmen pasar yang telah
dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor mereka. Segmen yang
telah mereka pilih ini mencerminkan keberadaan customer tersebut sebagai sumber
pendapatan mereka. Dalam perspektif ini, pengukuran dilakukan dengan lima aspek
utama yaitu
ü pengukuran pangsa pasar, pengukuran terhadap besarnya
pangsa pasar perusahaan mencerminkan proporsi bisnis dalam satu area bisnis
tertentu yang diungkapkan dalam bentuk uang, jumlah customer, atau unit volume
yang terjual atas setiap unit produk yang terjual.
ü customer retention, pengukuran dapat dilakukan dengan
mengetahui besarnya prosentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah customer yang
saat ini dimiliki oleh perusahaan.
ü customer acquisition, pengukuran dapat dilakukan melalui
prosentase jumlah penambahan customer baru dan perbandingan total penjualan
dengan jumlah customer baru yang ada.
ü customer satisfaction, pengukuran terhadap tingkat
kepuasan pelanggan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik diantaranya
adalah : survei melalui surat (pos), interview melalui telepon, atau personal
interview.
ü customer profitability, pengukuran terhadap customer
profitability dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Activity Based-Costing
(ABC).
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, perusahaan
melakukan pengukuran terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
baik manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu produk yang dapat
memberikan kepuasan tertentu bagi customer dan juga para pemegang saham. Dalam
hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu: proses
inovasi, proses operasi, proses pasca penjualan.
4. Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran
Perspektif yang terakhir dalam
Balanced Scorecard adalah perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Pentingnya
suatu organisasi bisnis untuk terus memperhatikan karyawannya, memantau
kesejahteraan karyawan dan meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan
meningkatnya tingkat pengetahuan karyawan akan meningkatkan pula kemampuan
karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif di atas
dan tujuan perusahaan.
Salah satu kunci keberhasilan penerapan Balanced Scorecard
adalah adanya dukungan penuh dari setiap lapisan manajemen yang ada dalam organisasi.
Balanced Scorecard tidak hanya berfungsi sebagai laporan saja tetapi lebih dari
itu, Balanced Scorecard haruslah benar-benar merupakan refleksi dari sebuah
strategi perusahaan serta visi dari organisasi. Balanced Scorecard dapat
dipandang sebagai sebuah alat untuk mengkomunikasikan strategi dan visi
organisasi perusahaan secara kontinyu. Empat langkah utama yang harus ditempuh
oleh perusahaan apabila perusahaan akan menerapkan konsep Balanced Scorecard.
Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Memperoleh kesepakatan dan komitmen
bersama antara pihak manajemen puncak perusahaan.
2. Mendesain sebuah model (kerangka)
Balanced Scorecard, yang memungkinkan perusahaan untuk menentukan beberapa
faktor penentu seperti tujuan strategik, perspektif bisnis, indikator-indikator
kunci penilaian kinerja.
3. Mengembangkan suatu program
pendekatan yang paling tepat digunakan oleh perusahaan sehingga Balanced
Scorecard menjadi bagian dari kultur organisasi yang bersangkutan. Konsep
Scorecard yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai salah satu pengendali jika
terjadi perubahan kultur dalam perusahaan. Dengan kata lain perusahaan haruslah
memperhitungkan apakah penerapan Balanced Scorecard akan mengakibatkan
perubahan yang cukup besar dalam organisasi perusahaan.
4. Aspek penggunaan teknologi, Banyak
perusahaan sudah mulai menggunakan software komputer dalam menentukan
elemen-elemen scorecard dan mengotomatisasikan pendistribusian data ke dalam
scorecard. Data-data scorecard, yang berwujud angka-angka pengukuran tersebut,
akan interview dari periode ke periode secara terus-menerus.
Sumber: Supawi Pawenang, 2016, Ekonomi Manajerial, Surakarta:
Universitas Islam Batik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar