Minggu, 10 April 2016



RUANG LINGKUP KEUANGAN

A.    Sumber Pembiayaan
Modal berupa uang bisa Anda dapatkan dari berbagai sumber. Berikut ini adalah sumber-sumber modal tersebut :
1.      Tabungan atau investasi pribadi. Sumber dana berupa uang ini meskipun terlihat mudah didapatkan, namun dalam praktiknya, seringkali sulit. Kadang keinginan dan semangat untuk berbisnis datang di saat dana pribadi yang dimiliki minim atau tidak ada sama sekali.
2.      Pinjaman. sumber dana berupa uang ini bisa datang dari bank, pegadaian, atau fasilitas program pembiayaan yang seringkali diberikan oleh pihak Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti program kemitraan dan bina lingkungan. Kementerian Pertanian, misalnya, memiliki program pembiayaan untuk usaha skala kecil menengah. Anda juga bisa melirik program pemerintah, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, yang sering memberikan bantuan pinjaman berupa uang.
3.      Kemitraan. Sekarang ini disebut dengan angel investor. Anda mencari mitra pemilik modal untuk menjalankan ide-ide yang Anda miliki. Mitra ini bisa datang dari teman atau keluarga Anda, bahkan orang asing sekalipun. Asalkan, business plan yang Anda miliki memang menarik dan memiliki prospek yang besar.

B.     Cost of capital
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan utk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Biaya modal dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana (biaya modal individual). Namun, jika perusahan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang dari seluruh modal yang digunakan. Biaya modal rata-rata tertimbang ini disebut dengan  ”weight average cost of capital” (WACC).
Konsep biaya modal erat kaitannya dg konsep tingkat keuntungan yg disyaratkan (required rate of return) yg dapat dilihat dari 2 sisi yaitu investor & persh. Sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return mrupakan tingkat keuntungan (rate of return) yg mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki.

C.    Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.
Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets, maupun modal sendiri. Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan. Laporan keuangan seperti neraca, laporan rugi-laba dan cash flow dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan kebutuhan analis. Alat analisis keuangan antara lain : analisis sumber dan  penggunaan dana, analisis perbandingan, analisis trend, analisis Lavarege, analisis break even, analisis rasio keuangan dan lain-lain.



D.    Likuiditas
Tingkat likuiditas sebuah organisasi perusahaan biasanya dijadikan sebagai salah satu tolok ukur untuk pengambilan keputusan orang-orang yang berkaitan dengan perusahaan. Beberapa pihak yang biasanya terkait dengan tingkat likuiditas suatu perusahaan yaitu pemegang saham, penyuplai bahan baku, manajemen perusahaan, kreditor, konsumen, pemerintah, lembaga asuransi dan lembaga keuangan. Semakin tinggi tingkat likuiditas sebuah organisasi perusahaan, maka semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat likuiditas sebuah organisasi perusahaan, maka semakin buruk lah kinerja perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi biasanya lebih berpeluang mendapatkan berbagai macam dukungan dari pihak-pihak luar seperti lembaga keuangan, kreditur, dan juga pemasok bahan baku.

E.     Solvabilitas
Rasio Solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiaya dengan hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).   
Ada 8 tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio solvabillitas, yaitu: 
1.      Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor). 
2.      Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga) 
3.      Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.  
4.      Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. 
5.      Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva. 
6.      Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiao rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. 
7.      Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.  
8.      Tujuan lainnya.  

Sumber: Supawi Pawenang, 2016, Modul Akuntansi Biaya, Surakarta: Universitas Islam Batik.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar