Minggu, 12 Juni 2016



PENYUSUTAN METODE
BERDASARKAN PENGGUNAAN

Berdasarkan faktor penggunaan, penyusutan aktiva terutama terkait dengan output dari aktiva yang bersangkutan atau tingkat jasa yang diberikan. Dalam hal ini, estimasi umur ekonomis aktiva dapat dinyatakan baik dalam satuan unit produksi ataupun jumlah jam jasa (operasional).
A.    Metode Jam Jasa
            Teori yang mendasari metode ini adalah bahwa pembelian suatu aktiva menunjukkan pembelian sejumlah jam jasa langsung. Dalam menghitung besarnya beban penyusutan, metode ini membutuhkan estimasi umur aktiva berupa jumlah jam jasa yang dapat diberikan oleh aktiva bersangkutan. Harga perolehan yang dapat disusutkan (harga perolehan dikurangi dengan estimasi nilai residu) dibagi dengan estimasi total jam jasa, menghasilkan besarnya tariff penyusutan untuk setiap jam pemakaian aktiva. Pemakaian aktiva sepanjang periode (jumlah jam jasanya) dikalikan dengan tariff penyusutan tersebut akan menghasilkan besarnya beban penyusutan periodic. Besarnya beban penyusutan ini akan berfluktuasi setiap periodenya tergantung pada jumlah konstribusi jam jasa yang diberikan oleh aktiva bersangkutan.

B.     Metode Unit Produksi
Dalam Penyusutan Aktiva Tetap dengan Metode Satuan Hasil Produksi, beban penyusutan ditetapkan berdasarkan jumlah output yang dihasilkan oleh aset pada periode yang berjalan atau bahasa lain beban penyusutan dihitung dengan Satuan Hasil Produksi, sehingga beban penyusutan tiap periode akan berfluktuasi mengikuti jumlah produksi yang dihasilkan. Metode satuan hasil produksi mengalokasikan biaya penyusutan berdasar atas proporsi pemakaian aset tetap yang sebenarnya. Metode ini menggunakan output atau hasil produksi sebagai dasar acuan alokasi beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi.
Beban penyusutan dalam metode satuan hasil produksi diperlakukan sebagai beban variable sesuai dngan unit output yang dihasilkan aset tetap tiap periode. kelemahannya sama dengan kelemahan pada metode jam jasa. metode ini masuk kategori depresiasi berdasarkan faktor penggunaan. metode ini memandang beban penyusutan sejalan dengan tingkat pemakaiannya, idealnya, metode satuan hasil produksi diterapkan pada jenis aset tetap mesin produksi.
Berikut asumsi asumsi penyusutan metode hasil produksi digunakan:
1.      Nilai aset tetap menurun karena penggunaan, bukan karena faktor waktu
2.      Kerusakan serta ke-aus-an fisik aset adalah faktor penting, sedangkan tingkat Ke-usang-an bukan hal penting, 
3.      Biaya maintenance dan perbaikan sifatnya proporsional terhadap penggunaan,
4.      Tingkat efesiensi operasi sifatnya proporsional terhadap pemakaian aset, contohnya bahan bakar yang jumlahnya berfluktuasi.
5.      Pendapatan sifatnya proporsional terhadap penggunaan aset tetap
Metode hasil produksi merupakan metode penyusutan yang mengalokasikan beban penyusutan ke beberapa periode berdasarkan pada satuan unit yang diperoleh dari penggunaan aset tetap. Umur ekonomis aset tetap dinyatakan dalam satuan unit produksi, bukan berdasarkan tahun.

Tarif Penyusutan/Unit = (harga perolehan – nilai sisa) / taksiran jumlah produksi
Penyusutan = produksi setahun x ratif penyusutan per unit

Metode unit produksi didasarkan pada anggapan bahwa aktiva yang diperoleh diharapkan dapat memberikan jasa dalam bentuk hasil unit produksi tertentu. Metode ini memerlukan suatu estimasi mengenai total unit output yang dapat dihasilkan aktiva. Harga perolehan yang dapat disusutkan (harga perolehan dikurangi dengan estimasi nilai residu) dibagi dengan estimasi total output, menghasilkan besarnya tariff penyusutan aktiva untuk setiap unit produksinya. Jumlah unit produksi yang dihasilkan selama suatu periodic dikalikan dengan tariff penyusutan per unit menghasilkan besarnya beban penyusutan periodic. Besarnya beban penyusutan ini akan berfluktuasi setiap periodenya tergantung pada kontribusi yang dibuat oleh aktiva dalam unit yang dihasilkannya.

Sumber: Supawi Pawenang, 2016, Modul Akuntansi Biaya, Surakarta: Universitas Islam Batik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar