PENYUSUTAN
METODE
BERDASARKAN
PENGGUNAAN
Berdasarkan faktor
penggunaan, penyusutan aktiva terutama terkait dengan output dari aktiva yang
bersangkutan atau tingkat jasa yang diberikan. Dalam hal ini, estimasi umur
ekonomis aktiva dapat dinyatakan baik dalam satuan unit produksi ataupun jumlah
jam jasa (operasional).
A.
Metode Jam Jasa
Teori yang mendasari
metode ini adalah bahwa pembelian suatu aktiva menunjukkan pembelian sejumlah
jam jasa langsung. Dalam menghitung besarnya beban penyusutan, metode ini
membutuhkan estimasi umur aktiva berupa jumlah jam jasa yang dapat diberikan
oleh aktiva bersangkutan. Harga perolehan yang dapat disusutkan (harga
perolehan dikurangi dengan estimasi nilai residu) dibagi dengan estimasi total
jam jasa, menghasilkan besarnya tariff penyusutan untuk setiap jam pemakaian
aktiva. Pemakaian aktiva sepanjang periode (jumlah jam jasanya) dikalikan
dengan tariff penyusutan tersebut akan menghasilkan besarnya beban penyusutan
periodic. Besarnya beban penyusutan ini akan berfluktuasi setiap periodenya
tergantung pada jumlah konstribusi jam jasa yang diberikan oleh aktiva
bersangkutan.
B.
Metode Unit Produksi
Dalam
Penyusutan Aktiva Tetap dengan Metode Satuan Hasil Produksi, beban penyusutan
ditetapkan berdasarkan jumlah output yang dihasilkan oleh aset pada periode
yang berjalan atau bahasa lain beban penyusutan dihitung dengan Satuan Hasil
Produksi, sehingga beban penyusutan tiap periode akan berfluktuasi mengikuti
jumlah produksi yang dihasilkan. Metode satuan hasil produksi mengalokasikan
biaya penyusutan berdasar atas proporsi pemakaian aset tetap yang sebenarnya.
Metode ini menggunakan output atau hasil produksi sebagai dasar acuan alokasi
beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi.
Beban
penyusutan dalam metode satuan hasil produksi diperlakukan sebagai beban
variable sesuai dngan unit output yang dihasilkan aset tetap tiap periode.
kelemahannya sama dengan kelemahan pada metode jam jasa. metode ini masuk
kategori depresiasi berdasarkan faktor penggunaan. metode ini memandang beban
penyusutan sejalan dengan tingkat pemakaiannya, idealnya, metode satuan hasil
produksi diterapkan pada jenis aset tetap mesin produksi.
Berikut
asumsi asumsi penyusutan metode hasil produksi digunakan:
1.
Nilai
aset tetap menurun karena penggunaan, bukan karena faktor waktu
2.
Kerusakan
serta ke-aus-an fisik aset adalah faktor penting, sedangkan tingkat Ke-usang-an
bukan hal penting,
3.
Biaya
maintenance dan perbaikan sifatnya proporsional terhadap penggunaan,
4.
Tingkat
efesiensi operasi sifatnya proporsional terhadap pemakaian aset, contohnya
bahan bakar yang jumlahnya berfluktuasi.
5.
Pendapatan
sifatnya proporsional terhadap penggunaan aset tetap
Metode
hasil produksi merupakan metode penyusutan yang mengalokasikan beban penyusutan
ke beberapa periode berdasarkan pada satuan unit yang diperoleh dari penggunaan
aset tetap. Umur ekonomis aset tetap dinyatakan dalam satuan unit produksi,
bukan berdasarkan tahun.
Tarif Penyusutan/Unit = (harga perolehan – nilai sisa) /
taksiran jumlah produksi
Penyusutan = produksi setahun x ratif penyusutan per unit
Metode unit produksi didasarkan pada anggapan bahwa
aktiva yang diperoleh diharapkan dapat memberikan jasa dalam bentuk hasil unit
produksi tertentu. Metode ini memerlukan suatu estimasi mengenai total unit
output yang dapat dihasilkan aktiva. Harga perolehan yang dapat disusutkan
(harga perolehan dikurangi dengan estimasi nilai residu) dibagi dengan estimasi
total output, menghasilkan besarnya tariff penyusutan aktiva untuk setiap unit
produksinya. Jumlah unit produksi yang dihasilkan selama suatu periodic
dikalikan dengan tariff penyusutan per unit menghasilkan besarnya beban
penyusutan periodic. Besarnya beban penyusutan ini akan berfluktuasi setiap
periodenya tergantung pada kontribusi yang dibuat oleh aktiva dalam unit yang
dihasilkannya.
Sumber: Supawi Pawenang, 2016, Modul Akuntansi Biaya, Surakarta:
Universitas Islam Batik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar