METODE
PENYUSUTAN
AKTIVA
TETAP
Untuk menjaga kontinuitas kegiatan usaha dari proyek
yang direncanakan perlu dihitung besarnya biaya penyusutan pada setiap tahun.
Setiap perusahaan yang sehat pada umumnya mempunyai cadangan penyusutan
/depresiasi untuk menjaga kontinuitas dari kegiatan usaha disamping menjaga
kualitas produk dan memudahkan dalam mengikuti perubahan asset dengan adanya
perubahan teknologi.
Dana penyusutan adalah biaya yang dibebankan pada konsumen
melalui perhitungan harga pokok produksi. Dengan demikian, layaknya dari sebuah
studi kelayakan bisnis, sebenarnya telah diperhitungkan dana penyusutan sebagai
dana pengganti dari asset yang tidak ekonomis lagi. Besar kecilnya biaya
penyusutan yang dilakukan pada setiap asset tergantung pada harga asset, umur
ekonomis, serta metode yang digunakan dalam penyusutan.
Metode penyusutan pada umumnya dapat dikelompokkan atas 4
bagian, yaitu:
1.
Metode
rata-rata
Metode
rata-rata adalah salah satu cara yang dilakukan dalam pennyusuta asset dengan
cara rata-rata. Metode ini dikelompokkan atas 3 bagian, yaiti metode garis
lurus, metode jam kerja mesin, metode yang didasarkan pada jumlah produksi.
a. Metode garis lurus (straight line
method)
Metode
garis lurus ini tepat digunakan apabila manfaat ekonomis yang diharapkan dari
aktiva tetap tersebut setiap periode sama. Sehingga, apabila metode garis lurus
ini menghasilkan beban penyusutan yang jumlahnya sama setiap periode, maka akan
terjadi pembandingan yang tepat antara pendapatan dengan biaya. Karena manfaat
ekonomis yang diharapkan dari aktiva tetap setiap periode sama ini akan
menghasilkan pendapatan yang sama setiap periode. Alasan tambahan yang
mendukung metode garis lurus ini adalah apabila biaya pemeliharaan setiap
periode sama. Sehingga pembandingan yang tepat dapat dilakukan dengan
membandingkan biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan yang tetap periode dengan
pendapatan yang juga sama setiap Penyusutan dengan menggunakan metode garis
lurus dapat dirumuskan sebagai berikut:
Penyusutan = (Harga Beli – nilai sisa
/ umur ekonomis
P = B
– S
n
Keterangan:
P = Harga beli asset
B = Harga beli asset (orginal
cost)
S = Nilai sisa (scrap
value)
N = umur ekonomis aset
b.
Metode
jam kerja mesin (service hours method)
Metode ini
didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin-mesin) akan lebih cepat
rusak bila digunakan sepenuhnya (full time). Dalam cara ini beban
penyusutan dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban penyusutan periodik
besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan). Metode
ini dihitung dengan rumus :
Penyusutan per jam = (harga beli aset– nilai sisa) / jumlah
jam kerja ekonomis
J
= B – S
j
Keterangan :
J
= Penyusutan per jam
B =
Harga beli asset
S
= nilai sisa
j
= jumlah jam kerja ekonomis
Penyusutan
per tahun = penyusutan per jam x jam penggunaan
c.
Metode
Jumlah Produk (Product Units Method)
Penyusutan
yang dihitung berdasarkan jumlah produk yang dihasilakn sama dengan penyusutan
yang menggunakan metode jam kerja mesin. Besar kecilnya jumlah penyusutan pada
setiap tahun tergantung pada jumlah produk yang diproduksi pada setiap tahun.
Jumlah produksi pada setiap tahun tergantung pada permintaan pasar serta jenis
barang yang dihasilkan.. Penyusutan dihitung sebagai rumus berikut :
P
= B – S
U
Keterangan :
P
= Penyusutan
U
= jumlah unit selama umur
ekonomis mesin
B
= Harga beli
S
= nilai sisa
Penyusutan
per tahun = jml produksi setahun x penyusutan per unit
penyusutan
per unit = (harga beli-nilai sisa)/taksiran jumlah produksi
2. Metode bunga majemuk (Compound
Interest Methode)
Penyusutan
yang dilakukan dengan menggunakan metode bunga majemuk didasarkan pada tingkat
bunga yang berlaku dalam masyarakat atau sering disebut dengan opportunity cost
of capital (OCC) sebagai biaya modal. Apabila tingkat bbunga yang berlaku dalam
masyarakat sebesar 18% per tahun maka perhitungan penusutan tahunan didasarkan
pada tingkat bunga yang berlaku. Metode penyusutan yang didasarlkan pada b unga
majemuk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode anuitas dan metode
penyisihan dana yang sering disebut dengan siking fund method.
Metode
Anuitas sebenarnya identik dengan perhitungan annuity yang didasarkan
pada nilai asetr atau original cost sebagai present value.
Sedangkan metode penyisihan dana (siking fund method), sebernya sama
dengan melakukan deposito di. Bank pada setiap tahun, pada akhir umur
ekonomis asset dana ini digunakan sebgaia dana untuk membeli asset baru.
a.
Metode
penyisihan dana
Metode
yang digunakan dengan metode penyisiha dana, merupakan deposito yang dilakukan
oleh pemilik perusahaan padas etiap akhir tahun pada lembaga
keuangan (bank). Besar kecilnya deposito yang dilakukan bergantung pada besar
kecilnya dari asset itu sendiri. niali asset, tingkat bunga, dan umur
ekonomis dari asset itu sendiri.
3. Metode penurunan
Penyusutan
yang dilakukan dengan menggunakan metode penurunan adalah jumlah penyusutan
yang dilakukan setiap tahun pada asset yang mengalami penurunan dari tahun ke
tahun sesuai dengan keadaan asset yang makin lama semakin tua. Cara penyusutan
dengan metode inindapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan metode jumlah
angka tahunan yang sering disebut dengan metode jumlah angka tahunan dana angka
presentase.
a. metode jumlah angka tahunan
adalah
jumlah dana penyusutan yang harus dikeluarkan pada setiap tahun didasarkan pada
jumlah angka tahunan dari umur ekonomis asset.
b.
metode
penyusutan persentase rata-rata
jumlah
penyusutan yang didasrkan pada metode penyusutan persentase rata-rata adalah
hasil pembagian dari nilai asset yang dinilai dalam keadaan baru (100%) dengan
umur ekonomis dari asset.
4. Metode penyusutan gabungan
Yaitu,
apabila yang disusut lebih dari satu, mempunyai umur ekonomis yang berbeda dan
harga beli serta scarp value yang berbeda pula, biasanya dalam
perhitungan penyusutan dilakukan dengan metode penyusutan gabungan.
Sumber: Supawi Pawenang, 2016, Modul Akuntansi Biaya,
Surakarta: Universitas Islam Batik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar