PENGGUNAAN
BAHAN BAKU
A.
Perolehan Dan Penggunaan Bahan Baku
Proses
produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan ukuran dan jenis
industry dari perusahaan, pembelian dan penggunaan bahan baku biasanya meliputi
langkah-langkah :
- Untuk setiap produk atau variasi produk, insinyur menentukan rute (routing) untuk setiap produk, yang merupakan urtan orprai yang dilakukan, dan sekaligus menetapkan daftar bahan baku yang diperlukan, yang merupakan daftar kebutuhan bahan baku untuk setiap langkah dalam urutan operasi tersebut.
- Anggaran produksi (production budget) menyedikan rencana utama, darimana rincian mengenai bahan baku dikembangkan.
- Bukti permintaan pembelian atau (purchase requisition) menginformasikan agen pembelian mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.
- Pesanan pembelian (purchase order) merupakan kontrak atas jumlah yang harus dikirimkan.
- Laporan penerimaan (receiving report) mengesahkan jumlah yang diterima, dan mungkin juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu.
- Bukti permintaan bahan baku (material requisition) memberiakan wewenang bagi gudang untuk mengirimkan jenis dan jumlah tertentu dari bahan baku ke department tertentu pada waktu tertentu.
- Kartu catatan bahan baku ( material record card ) mencatat setiap penerimaan dan pengeluarandari setiap jenis bahan baku dan berguna sebagai catatan persediaan perpetual.
B.
Pengeluaran Dan Perhitungan Biaya
Bahan Baku
Selain
pembelian, penerimaan, pemyimpanan, dan pencatatan yang efektif, pengendalian
bahan bakumemerlukan suatu sistem untuk mengeluarkan bahan baku.
1.
Bukti permintaan bahan baku.
bukti permintaan bahan baku
memberikan otorisasi bagi petugas gudang untuk mengeluarkan bahan baku.bukti
permintaan tersebut dibuat oleh klerek, kepala departemen, penyelia, atau
pimpinan kelompok dari bagian pengendali produksi.bukti permintaan tersebut
dibedakan dari bukti permintaan pembelian yang digunakan untuk membuat pesanan
pembelian ke pemasok seperti yang telah dibahas sebelumnya. Bukti permintaan
bahan baku digunakan untuk mengeluarkan bahan baku dari gudang.
2. Pemrosesan
Data Elektronik untuk bukti penerimaan bahan baku.
ketika EDP digunkan untuk bukti
penerimaan bahan baku, maka informasi permintaan dimasukan dan dikirimkan
secara elektronik dan bukanya dalam bentuk dokumen kertas. Sistem tersebut
mengahasilkan ikhtisar bahan baku sesuai kebutuhan dan memutakhirkan buku
pembantu serta akun buku besar secara otomatis.
3. Daftar
Bahan Baku yang Dipergunakan.
Daftar bahan baku yanag diperlukan
membuat daftar dari semua bahan baku yang diperlukan untuk suatu pesanan atau
production run tertentu. Daftar tersebut dapat menghemat waktu dan mengurangi
kesalahan karena berguna sebagai salinan induk dari bukti permintaan bahan baku
untuk produk tersebut. Saat suatu pesanan atau production run dimulai, semua
bahan baku yang terdapat dalam BOM dikirimkan ke pabrik atau dikeluarkan sesuai
dengan jadwal tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. BOM merupakan media
posting yang merepotkan. EDP dapat memperbaiki prosedur tersebut dengan cra
memberikan catatan BOM, memproses informasi secara internal, dan memutakhirkan
semua catatan akuntansi secara otomatis.
C.
Pengendalian Bahan Baku
Pengendalian
bahan baku dilakukan melalui pengaturan fungsional, pembebebanan tanggung
jawab,dan bukti-bukti documenter . hal tersebutdimulai dari persetujuan
anggaran pejualan dan produksi dan dari penyelesaian produk yang siap untuk
dijual dan pengiriman produk ke gudan atau pelanggan. Ada 2 tingkat
pengendalian persediaan : pengendalian unit dan pengendalian uang. Manajer
pembelian dan menejer produksi terutama tertarik pada pengendalian unit ;
mereka berfikir , memesan , dan melakukan permintaan dalam unit dan
bukannya dalam nilai uang. Manajemen eksekutif paling berkepentingan pada
pengendalian financial dari persediaan. Para eksekutif ini berfikir dalam hal
tingkat pengembalian yang memadai atas modal yang digunakan, yaitu nilai uang
yang diinvestasikan dalam persediaan harus digunakan secara efisien dan
efektif. Pengendalian persediaan akn beroprasi dengan berhasil apabila
peningkatan atau penurunan dalam persediaan mengikuti pola yang telah
ditentukan atau diperkirakan sebelumnya, dimana pola tersebut berkaitan erat
dengan jadwal penjualan dan produksi.
Pengendalian
bahan baku harus memenuhi 2 kebutuhan yang saling berlawanan :
1.
menjaga
persediaan dalam jumlah dan variasi yang memadai hguna beroprasi secara efisien
2.
menjaga
tingkat persediaan yang menguntungkan secara financial.
Tujuan
dasar dari pengendalian bahan baku adalah kemampuan untuk melakukan pemesanan
pada waktu yang sesuai dengan sumber terbaik untuk memperoleh jumlah yang tepat
pada harga dan kualitas yang tepat. Pengendalian persediaan yang efektif
sebaiknya:
- Menyediakan pasokan bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang efisien dan bebas ganguan.
- Menyediakan cukup persediaan dalam periode dimana psokan kecil ( musiman, siklu, atau pemogokan kerja) dan mengantisipasi perubahan harga.
- Menyimpan bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum serta melindungi bahan baku tersebut dari kehilangan akibat kebakaran, pencurian, cuaca, dan kerusakan karena penanganan.
- Meminimalkan item-item yang tidak aktif, berlebih, atau usang dengan cara melaporkan perubahan produk yang memengaruhi bahan baku.
- Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke lapangan.
- Menjaga agar jumlah modal yang dinvestasikan dalam persediaan berada di tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen.
D.
Biaya Unit Organisasi Yang Terkait
Dalam Perolehan Bahan Baku
Jika biaya
pembelian dibebankan kepada bahan baku yang dibeli atas dasar tarif, maka
perhitungan tarif biaya pembelian dilakukan sebagai berikut :
1.
Jumlah
biaya tiap bagian yang terkait dalam transaksi pembelian bahan baku tersebut
diperkirakan selama satu tahun anggaran.
2.
Ditentukan
dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dan ditaksir berapa jumlahnya
dalam tahun anggaran.
3.
Ditentukan
tarif pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dengan cara membagi baiaya
tiap bagian dengan dasar pembebanan.
E.
Unsur Biaya Yang Diperhitungkan
Dalam Harga Pokok Bahan Baku Yang Di Impor
Dalam
perdagangan luar negeri, harga barang yang disetujui bersama antara pembeli dan
penjual akan mempengaruhi biaya-biaya yang menjadi tanggungan pembeli. Bahan
baku dapat diimpor dengan syarat harga :
1. Free alongside ship (FAS)
2. Free on board (FOB)
Cost and freight (C & F) : pembeli hanya menanggung
biaya-biaya untuk mengeluarkan bahan baku dari pelabuhan pembeli dan
biaya-biaya lain sampai dengan barang tersebut di terima di gudang pembeli
Cost , insurance, and freight
(C.I&F)
: biaya angkutan laut beserta asuransi lautnya sudah di perhitungkan oleh
penjual dalam harga barang
Harga pokok bahan baku yang di impor terdiri dari :
Harga FOB
Rp
xx
Angkutan laut (ocean freight)
xx
Harga C & F
Rp
xx
Biaya asuransi (marine
insurance)
xx
Harga C.I &
F
Rp xx
biaya-biaya bank
xx
bea masuk & biaya pabean
lainnya
xx
pajak penjualan
impor
xx
biaya
gudang
xx
biaya expedisi muatan kapal laut
(E.M.K.L)
xx
biaya transport lokal
xx
harga pokok bahan baku
Rp
xx
Sumber: Supawi Pawenang, 2016, Modul Akuntansi Biaya,
Surakarta: Universitas Islam Batik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar